Your Nav Bar Here

Sabtu, 18 Juni 2011

Lunch, June 5th 2011: Radja Ketjil Pondok Indah Mall

Siang tadi gue sedang di PIM. Gue jarang sejarang-jarangnya ke PIM walau sebenernya nggak jauh dari rumah. I hate the crowd hahaha oh well, my parents wanted to go. Karena jarangnya gue ke sana, pengetahuan gue mengenai kuliner PIM pun sangat kurang. Waktu SMP sering sih ke sini, tapi palingan makan di food court. Bapak gue lagi pengen makan sop buntut, padahal gue udah mau meluncur ke Duck King (lately I've been in the mood for fancy chinese food). Jadi kita menelusuri Restaurant Row yang di PIM 2 itu, dan nemu sop buntut di Radja Ketjil, sebuah resto peranakan yang cukup punya nama. Walau sedikit enggan tapi tancap lah, you'll never know what gem you might find in any restaurant. Saat gue membaca menu, gue terhibur dengan nama-nama yang ditulisnya. Hell, I was giggling. "Nasi Goreng Bangun Pagi" = nasi goreng ayam. "Udang Goreng Ingin Kawin" (or something like that) = udang telur asin. Ya namanya juga peranakan kali ya, jadi rada melayu-melayu asik gitu namanya. They basically serve chinese food with a malay twist. We ordered: sop buntut, tom yam, udang mayones, cumi cabe garam, buncis szechuan, dimsum ceker, dan ayam ibu tiri (hahaha yaitu ayam cabe rawit yang katanya best seller). Dengan nasi hainam.
source: http://www.flickr.com/photos/toni_wahid/4370320860/in/photostream/ photo 1: cumi cabe garam
photo 2: udang mayones
Karena lapar tak tertahankan, langsunglah serbu. Verdict:
1. Sop Buntut: sangat memuaskan. Menurut gue, sop buntut itu yang paling penting adalah bumbu kuah nya, selain keempukan buntutnya. Asinnya pas, rada ada rasa nipis sedikit, which is great, dan saat dicelupin emping, empingnya jadi berasa luar biasa. Kata ibu gue sih Bogor Cafe nya Hotel Borobudur kalah, kalo menurut gue belum segitunya. Bogor Cafe masih menang banget, tapi this is a close second.
2. Ayam Ibu Tiri: wuih pedes!!! Porsi pas untuk dibagi bertiga, crispyness dari ayamnya pas, pedesnya nendang, tapi kurang berasa rasa lainnya. Cuma pedes doang. Pedesnya rada hambar. Tapi yaaaa mayan lah, pedesnya seru
3. Cumi Cabe Garam: meh. Meh. Meh. Jauuuuhh lebih menang cumi cabe garam kesukaan gue di Ta Wan. Namanya di sini Cumi Nona Pingin Kawin or something equally giggle-inducing, tapi sangat kurang asin untuk dibilang pengen kawin. Cabe garam itu harusnya sangat berbumbu, ya ga sih? Kalo mau makan yang enak ya ke Ta Wan aja lah ya, yang seru dimakan dari dish ini cuma bihun-bihun crispy yang dibawah cuminya itu. Love that stuff.
4. Udang Mayones: hm... okay, I guess. Nothing spectacular. Kalo gue juri Masterchef dan ada yang masak begini buat gue, gue akan bilang "Tingkat kematangannya pas, taburan kacang mede diatasnya sentuhan yang menarik, tapi ini tidak akan bisa membuat kamu memenangkan Masterchef."
5. Tom Yum: WHAT. THE. HELL. You cannot call this bland a soup a freaking tom yum. Oke gue mengharapkan tom yum panas pedas asam beraroma mengundang (efek makan tom yum luar biasa di Ming Village). Tapi yang datang di hadapan gue bentuknya mirip sup udon pake terong. Ada 4 potong gede terong di atas tumpukan udon, kuahnya murky dan sedikit, disertai 2 potong tipis ikan yang amis dan overcooked, 2 potong cumi, dan 2 ekor udang kecil. Setelah gue menyisihkan terongnya, gue cobain kuahnya. Kayaknya ekspresi yang tepat adalah: nggak niat. Mau pedes nggak, mau asem nggak. It's not THAT bland, but still, definitely NOT a tom yum. Udonnya enak karena gue suka udon. Overall, bleh.
6. Dimsum Ceker: gue suka dimsum, dan yang memulai kisah cinta gue adalah dimsum ceker di food court Sogo Plaza Senayan yang jaman dulu banget, yang sekarang udah nggak ada. Di sini, it looked pretty good. It smelled good. I had high hopes. Tetapi gue memang ga seharusnya berharap banyak. Satu kata: hambar. Teksturnya bagus, the meat fell off the bones and all, but where the hell is my beautifully spicy sauce? Kecewa, kayaknya gue harus inget untuk jangan pesen dim sum di tempat yang nggak seharusnya jualan dim sum. Moral of the day.
7. Buncis Szechuan: great! Kedua terenak setelah sop buntut. Pedes, asin, gurih, dengan buncis yang segar dan crunchy. Ditemani potongan2 kecil daging yang ditumis bersama cabe kering khas makanan szechuan, it's the life of the party in my mouth.
So, in Radja Ketjil.......
DO NOT ORDER: the tom yum. whatever you do, do not order their tom yum. even if it's the only item left in the restaurant. you're better off eating indomi telor kornet keju at some shady warung by some murky river. at least you know that indomi is guaranteed to be good.
DO ORDER: sop buntut and buncis szechuan. They're great. Not mind-blowingly, I-can-die-now awesome, but they're great.
Dan kalo boleh jujur, selama gue masih punya pilihan, gue ga mau makan di restoran ini lagi hahaha
Overall score: 7 out of 10. The buncis saved em.
Photos aren't mine. imagesource: http://www.flickr.com/photos/toni_wahid/4370320860/in/photostream/
http://www.flickr.com/photos/capitalkay/2198843724/

0 komentar:

Posting Komentar